Daftar Tempat Wisata yang dikunjungi di hari kedua :
- Four Face Buddha Temple
- Central World
- Platinum Fashion Mall
- Big C
- Terminal 21
Di hari kedua, kami sebenarnya mempunyai rencana untuk ke Grand Palace (Istana yang merupakan Icon dari kota Bangkok). Namun karena sepatu mama saya ketinggalan di Indonesia, akhirnya jadwal saya ubah. Demi membeli sepatu, ya Shopping day terpaksa kita majukan ke hari ini. Karena untuk masuk ke dalam Grand Palace dan tempat-tempat sejenisnya dilarang berpakaian tidak sopan, seperti contohnya pakai baju terbuka, hot pants, rok mini atau pakai sandal.Nah, berbicara urusan belanja (terutama bagi cewek), bisa dibilang Thailand adalah surga belanja. Ini disebabkan karena harga barang-barang di Thailand yang rata-rata lebih murah daripada di Indonesia, khususnya barang fashion. Dan jika ingin puas belanja di Bangkok tempat yang harus dituju tidak lain adalah daerah Siam. Siam di Bangkok ini mirip seperti Orchad di Singapore. Siam ini berada di pusat kota Bangkok, di mana di daerah ini banyak sekali berdiri mall dan pusat pertokoan berukuran besar, mulai dari MBS, Platinum, Pratu Nam, Big C, Central World, Siam Centre, Siam Paragon, dll. Untuk menuju Siam, paling mudah ya naik BTS. Ada 2 stasiun BTS di mana anda bisa turun di shopping area Siam, tergantung tujuannya :
- Bila anda ingin ke MBK, stasiun paling dekat adalah National Stadium
- Bila anda ingin ke Siam Paragon, Central World serta Platinum, Pratu Nam, Big C, stasiun paling dekat adalah Siam
Kami memilih BTS arah Mo Chit dan turun di stasiun Siam exit 6. Karena saat sampai Siam, jam masih menunjukkan pukul 09:45 di mana mall pada belum buka, maka kami pun pergi ke Four Face Buddha Temple terlebih dahulu.
Letak Four Face Buddha ini cukup dekat dengan Central World, yaitu di seberangnya. Karena salah satu pintu Central World sudah terbuka, kami pun masuk ke lantai 2 Central World untuk bisa melalui semacam jembatan penyeberangan menuju Four Face Buddha. Satu hal yang sangat saya sukai di Bangkok ini adalah tersedianya trotoar dan semacam jembatan yang menghubungkan banyak titik di mana-mana. Dengan begini pejalan kaki benar-benar dimanjakan. Ini tentu sangat berbeda dengan di Indonesia, di mana trotar sangat minim. Yang lebih miris lagi adalah trotoar kadang bisa digunakan untuk berjualan atau dipakai oleh sepeda motor untuk memotong jalan, dan lain sebagainya. Semoga saja ke depan masyarakat Indonesia bisa lebih taat peraturan biar tidak semakin ketinggalan dari negara lain. Okay… balik lagi ke Four Face Buddha.
Four Face Buddha ini konon ceritanya didirikan oleh pemilik Hotel Erawan (hotel yang ada persis di sebelahnya) untuk menghilangkan karma buruk. Pada awal mula didirikannya hotel Erawan, masalah muncul silih berganti mulai dari kecelakaan, biaya pembangunan yang membengkak, hilangnya bahan bangunan, dll. Pada akhirnya didirikanlah kuil Buddha 4 wajah ini pada tahun 1956 dengan harapan dapat menghilangkan masalah-masalah yang terus bermunculan tersebut. Pada akhirnya setelah itu memang pembangunan bisa terselesaikan dengan lancar. Dan saat itulah banyak orang percaya bahwa dengan berdoa di Four Face Buddha ini akan membawa kebaikan dan nasib baik. Oleh karena itulah banyak sekali orang yang datang ke kuil ini khusus untuk berdoa. Tidak heran walaupun tempatnya kecil, tapi sangat ramai dikunjungi orang.
Karena cuacanya yang luar biasa panas, setelah selesai berdoa kami langsung kembali ke Central World. Central World ini kalau di Surabaya ibarat seperti TP atau Galaxy Mall. Barang di sini mahal2. Tapi ada 1 hal yg menurut saya wajib untuk dikunjungi di sini, yaitu booth es campurnya yang luar biasa enak. Lokasi penjualnya ada di lantai 5 di area Central Food Hall. Asyiknya lagi, di dalam central Food Hall ini juga terdapat depot vegetarian. Kami pun memutuskan untuk sekalian makan siang di sini.
Untuk es campur-nya, sesuai saran adik saya, saya memilih kacang ijo (walaupun warnanya putih), roti dan mangga sebagai isinya. Harga dari es campur ini adalah 35 Baht untuk 3 macam isi. Yang membuat enak dari es campur ini adalah bumbunya. Wajib coba deh bila anda penggemar es campur.
Setelah makan, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Platinum Mall. Sekilas Platinum Mall ini mirip seperti Pasar Atom. Pantes saja banyak yang bilang Platinum ini adalah surga belanja. Total bangunan dari Platinum ada 3 gedung yang masing-masing terdiri dari 6 lantai. Ada ratusan bahkan mungkin ribuan toko fashion di sini. Barang-barang yang dijual di sini adalah baju, celana, tas, aksesoris, alat kosmetik serta makanan di lantai 6.
Ya… walaupun tempat ini adalah surga belanja, tapi bagi kami yang cowok-cowok tetep saja membosankan bila harus di tempat beginian selama berjam-jam. Setelah berkeliling cuma 1/2 jam, kami pun memutuskan untuk menunggu di food court.
Food Court Platinum yang sangat ramai di lantai 6
Ada toko Taokaenoi Corner di lantai 6 Platinum Mall
Karena tidak jelas harus menunggu sampe jam berapa cewek-cewek selesai belanja, saya pun mengusulkan untuk pergi ke tempat lainnya dulu. Dan supaya gak terlalu jauh, kita memutuskan untuk pergi ke Big-C yang ada di seberang Platinum Mall. Sekitar jam 02:45 kami keluar dari Platinum Mall untuk menuju Big-C. Big-C ini bisa dibilang mirip seperti Carefour atau Hypermart kalau di Indonesia. Jadi mall ini yang utama adalah hypermarket-nya, sementara toko-toko lainnya hanyalah pelengkap saja. Hypermarketnya ada di lantai 2 dan 3. Kami bersantai di lantai 4 di mana ada semacam air di tengah2nya. Cukup enak untuk bersantai di sini dibandingkan di Food Court Platinum Mall tadi. Terdapat juga timezone dan food court di lantai ini.
Di lantai paling atas dari Big C ini ternyata ada M Academy (akademi milik McDonald). Entah M Academy ini universitas atau pelatihan karyawan McD atau gimana. Yang jelas kelihatannya sih cukup keren karena ada seperti slogan-slogan motivasi yang terpajang di sana.
Sekitar jam 16:30 kami turun ke hypermarket untuk melihat snack2 yang mungkin bisa dibeli sebagai oleh2.
Dari Big-C, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Malamnya kami pergi ke mall yang ada di dekat hotel, yaitu Terminal 21 Mall.
Bagi yang tidak menginap di area Asok, cara ke Terminal 21 cukup mudah, yaitu tinggal naik BTS dan turun di Asok. Terminal 21 ada persis di pintu keluar BTS Station (Tinggal ambil exit 1 atau 3, ada jalan yang tembus langsung ke T21).
Terminal 21 ini adalah mall biasa sebenarnya, tapi konsepnya sangat unik karena tiap lantai dibuat dengan tema negara tertentu. Jadi anda akan dapat menemukan suasana yang berbeda karena desain interiornya serta ada bangunan-bangunan miniatur ciri khas negara tertentu di tiap lantainya.